Jumat, 14 Januari 2011

MATERIAL ALAMI RUMAH

Material alami untuk bangunan bukanlah barang baru, melainkan telah banyak dipakai sebelum material hasil industri tercipta. Material-material ini tidak mengalami banyak proses dalam pembuatannya. Hal ini menyebabkan material alami tidak merusak alam, baik pada saat pembangunan rumah (sampah konstruksi) maupun ketika material ini nantinya menjadi usang dan harus dibuang. Jerami termasuk salah satu material alami, berikut adalah beberapa elemen alami lainnya.

KAYU
Kayu selalu menjadi favorit banyak orang karena berbagai keunggulan yang dipunyainya. Kendati jumlahnya kian sedikit karena adanya pembabatan hutan secara besar-besaran, kayu mestinya tetap dipakai karena sifat kealamiannya. Material buatan yang diklaim sebagai pengganti kayu terkadang kurang ramah lingkungan karena nantinya tidak dapat terurai di alam. Oleh sebab itu, kayu sebaiknya jangan ditinggalkan tapi persediaan kayunya yang selalu harus ditambah dan pemakaian kayu dihemat sedemikian rupa. Teknologi pengawetan kayu juga turut membantu penghematan karena kayu bisa lebih kuat dan tahan lama. Selain itu, kayu yang kualitasnya biasa-biasa saja, dengan pengawetan ini menjadi layak untuk struktur bangunan.

BAMBU
Bambu bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam elemen bangunan. Untuk struktur rumah, bambu terbukti memiliki banyak keunggulan. Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban (baik beban tekan/tarik, geser, maupun tekuk). Selain itu, bambu juga bisa dimanfaatkan menjadi material lantai, dinding, atap, dan lain sebagainya. Dibandingkan kayu, bambu lebih cepat beregenerasi sehingga tidak usah menunggu terlalu lama untuk mendapatkan bambu yang layak. Indonesia memiliki jumlah spesies yang cukup besar, namun sayang belum terlalu dikembangkan.

CAT
Bangunan tradisional Indonesia biasanya cukup meriah warna-warnanya, padahal dulu belum ada industri cat seperti sekarang. Ternyata, cat atau pewarna untuk bangunan tersebut dibuat dari bahan-bahan alami yang tersedia di lingkungan sekitar. Bahan pewarna alami ini tidak ada efek sampingnya bagi penghuni maupun lingkungan. Karena belum dikembangkan, maka pilihan warnanya masih terbatas, seperti hitam, merah, putih, kuning, dan campuran-campurannya. Warna merah dan kuning didapat dari tanah liat, hitam dari arang, putih dari jeruk nipis. Orang Papua terlebih dahulu mengolah sejenis siput untuk mendapatkan cairan putih.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Widyaswara | Address : Jl. Kalidami viii/25 Surabaya - Telp.(031) 5926865, 081322430013 | Blogger Templates